Selasa, 07 Februari 2017

Sinopsis Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Pengarang : Idrus
Penerbit : Balai Pustaka
Tahun : 2010
    Zaman Jepang
1.      Ave Maria
      Sebuah keluarga sedang bercengkrama di beranda rumah, mengenangkan kejadian mereka berpisah dengan Zulbahri, seorang laki-laki yang cukup aneh.
      Saat pertama bertemu, keluarga tersebut sedang duduk-duduk bersama, ketika datanglah seorang lelaki, yang tahu-tahu memberi hormat lalu masuk dan mengambil majalah tua, dan mmeninggalkan sebuah buku filsafat. Zulbahri datang setiap  hari,dan setiap ia datang keadaannya selalu lebih baik dari yang kemarin-kemarin. Ia ternyata seorang pengarang, dan bukunya cukup banyak juga yang diterbitkan.
      Telah lama Zulbahri tidak datang, kurang lebih seminggu lamanya. Saat Ibu bertanya mengapa Zulbahri telah lama tidak berkunjung. Tanpa diduga, Zulbahri menuturkan kisah yang memilukan.Demikian kisahnya.
      Zulbahri telah menikah dengan Wartini selama delappan bulan, meskipun belum ada tanda-tanda akan segera mempunyai anak, namun mereka tetap saling mencintai. Karangan Zulbahri juga mulai diperhatikan. Namun entah kenapa, dalam hati Zulbahri terbersit pikiran bahwa tak lama lagi kebahagiaan ditukar dengan kesengsaraan.
      Kesengsaraan mulai muncul saat Zulbahri mendapat surat dari adiknya, Syamsu. Zulbahri pun membicarakan kecemasannya dengan Wartini, namun Wartini meyakinkannya bahwa Wartini akan tetap mencintai Zulbahri.
      Syamsu pun datang. Meskipun perkataan dan perilaku Syamsu tetap sopan, entah kenapa Zulbahri cemas. Suatu malam, saat ia pura-pura tidur, terdengar suara alunan dan biola, memperdengarkan lagu Ave Maria. Zulbahri mendengar hal ini, ia juga mendengar semua perasaan Wartini. Akhirnya Zulbahri pun rela meninggalkan Wartini dengan Syamsu, agar mereka dapat berbahagia.
      Zulbahri kemudian masuk rumah sakit selama tiga bulan. Ia kemudian kembali ke rumahnya untuk menengok sebentar, dan kedua sejoli itu tampak bahagia, ditambah Wartini sedang hamil.
      Dari situlah Zulbahri bertemu keluarga tersebut, di mana ia meminjam majalah, yang menyadarkannya tentang keadaan tanah air yang sebelumnya ia biarkan.
      Selesai bercerita, Zulbahri memberikan kertas yang berisi bahwa ia masuk ke barisan jibaku. Semua ini dilakukannya sebagai penebusan atas keegoisannya selama ini.
2.      Kejahatan Membalas Dendam ( drama empat babak )
1)      Babak pertama
      Di sebuah jalan di Jakarta, tampak dua sejoli sedang bertemu. Mereka adalah Ishak, seorang pengarang, dan Satilawati, seorang juru rawat. Ishak bertemu dengan Satilawati karena ia hendak pamit. Karangannya yang berupa roman dikritik Pak Orok, hal ini menyebabkannya tidak tahan lagi. Meskipun telah ditahan-tahan oleh Satilawati, bahkan kedua teman Ishak, Asmadiputera dan Kartili, Ishak tetap pergi.
      Dari Kartili, Satilawati diberitahu bahwa keluarga Ishak mempunyai penyakit kejiwaan, dan kemungkinan Ishak juga. Namun Satilawati tetap yakin bahwa Ishak akan kembali normal.
***
      Sementara itu, Pak Orok, ayah Satilawati berjumpa dengan bibinya, yang merupakan seorang dukun. Pak Orok hendak meminta bibinya untuk ‘mengandaskan’ cinta anaknya kepada Ishak. Namun bibinya hanya berkata hendak memikirkannya dahulu.
 2)      Babak kedua
      Satilawati kemudian bercakap-cakap dengan bibi ayahnya, yang dipanggilnya nenek. Ia meminta tolong neneknya untuk mengembalikan Ishak, karena neneknya seorang dukun yang masyhur. Setelah itu, ia masuk ke rumah. Tak lama kemudian Kartili pun datang.
      Kartili dan Satilawati kemudian bercakap-cakap. Kartili mengatakan bahwa ia dan Asmadiputera telah setuju untuk menemui Pak Orok. Setelah itu Asmadiputera datang. Karena harus bekerja kembali, Satilawati kemudian meninggalkan mereka dengan ayahnya.
      Asmadiputera terlibat dengan perdebatan yang cukup sengit. Asmadiputera membela roman yang dikarang oleh Ishak sebagai bentuk kesusastraan Indonesia baru. Setelah itu, Asmadiputera dan Kartili pamit pergi.
      Perdebatan yang baru saja terjadi membuat Pak Orok termenung. Bibinya kemudian masuk. Pak Orok menagih janji bibinya untuk memisahkan Ishak dengan Satilawati. Namun bibinya menolak. Dan bibinya pun memilih kembali ke desa.
3)      Babak ketiga
      Ishak ternyata menumpang di rumah neneknya Satilawati. Di sana, ia mencoba memberi semangat kepada petani yang harus menyerahkan hasil panennya ke pemerintah. Meskipun gagal karena orang desa itu tidak bisa berbahasa Indonesia.
      Rumah nenek kembali dikunjungi orang. Kali ini Kartili. Ia mencoba meminta tolong nenek, meskipun ternyata terungkap bahwa Kartili ternyata berbohong. Ia bahkan berusaha meracuni nenek! Beruntung Satilawati dapat menggagalkan rencana tersebut. Hal berikutnya terungkap kalau ternyata Kartili yang telah membuat Ishak sakit. Karena kejahatannya telah terungkap, Kartili kemudian melarikan diri. Sementara nenek berusaha membujuk Satilawati untuk kembali ke rumah ayahnya.    
4)      Babak keempat
      Akhirnya, para petani desa kembali semangat bekerja berkat pidato Ishak. Ishak sendiri juga akhirnya menyadari bahwaa semua hal yang terjadinya pada dirinya disebabkan karena Kartili mencintai Satilawati. Ayah Satilawati kini memperbolehkan anaknya mencintai Ishak. Asmadiputera kembali berteman dengan Ishak. Sementara Kartili? Kini ia sendiri yang gila. Setiap malam tidur di beranda rumah nenek, kemudian pergi begitu saja. Nenek sendiri membakar azimatnya, untuk menghilangkan ilmu dukunnya.
   Corat-Coret di Bawah Tanah
1.      Kota-Harmoni
      Di dalam sebuah trem bercampurlah orang dari berbagai bangsa, mulai dari Indonesia, Tionghoa, Belanda-Indo, hingga Jepang ( kala itu disebut Nippon ). Banyak orang yang mengeluh mengenai susahnya hidup di zaman sekarang, bila dibandingkan tahun 20-an. Orang-orang Nippon tak punya sopan santun, seperti seorang yang langsung melompat naik dari jendela. Orang Indonesia memarahinya, dan mereka bertengkar dengan sengit, sampai seorang Kenpetai turun tangan dan memarahi orang Nippon itu. Orang Indonesia itu bahagia bukan main.
2.      Jawa Baru
      Di mana-mana,orang mengeluh akan sulitnya hidup dan mahalnya harga barang.  Orang Nippon sama dengan Belanda, bedanya, orang Nippon menggunakan banyak kata-kata manis. Semua orang akhirnya mati, mulai dari anak yang telanjang, para perempuan jalang Belanda-Indo hingga anak berbaju, semuanya mati. Semua orang bertanya kepada Tuhan, apakah Ia lupa memberi rejeki?
3.      Pasar Malam Zaman Jepang
      Pasar malam selalu ramai, khususnya di tempat penjualan karcis. Banyak orang berdesak-desakan. Seorang anak, Amin namanya, mengejek kerumunan orang-orang itu. Di ruang rolet, mata mereka terpaku pada orang Indonesia yang kurus kering. Saat kalah, namun tak ada uang lagi di kantungnya, ia menjual satu per satu yang melekat pada dirinya. Ia pun akhirnya melarikan diri. Beberapa hari kemudian, terdengar kabar orang bunuh diri karena kalah rolet.
4.      Sanyo
      Kadir duduk di bawah radio umum sambil berjualan kacang. Berulang kali ia mendengar kata itu. Sanyo. Saat tukang es lilin datang, ia bertanya namun tukang itu juga tidak tahu. Lalu ketika ada seorang tuan membeli kacangnya, Kadir bertanya apakah seorang sanyo itu tukang catut. Kadir kemudian justru disuruh menghadap ke polisi.
5.      Fujinkai
      Nyonya Sastra menjadi tuan rumah dalam pertemuan Fujinkai di kampung A. Ia membuka rapat dengan banyak kata-kata, sehingga karena tak tahan akhirnya Nyonya Waluyo dan Nyonya Salim pamit pulang. Saat anggota lainnya pamit hendak pulang, akhirnya Nyonya Sastra memberikan intinya. Iapun akhirnya menjelaskan bahwa semua yang dikatakannya merupakan titipan dari atas.
6.      Oh ... Oh ... Oh!
      Banyak kelakuan ketidakadilan yang terjadi di stasiun tersebut.Seorang Indonesia yang telah antri lebih lama dilayani setelah orang yang baru saja antri. Seorang Tionghoa, yang hanya karena mendapat kartu pas dari sikuco, diperbolehkan menerobos antrian. Saat di kereta, Kondektur menerima uang suap, perampasan beras seorang wanita, dan kematian seorang anak. Orang Arab yang melihat ini hanya bisa berkata ,”Astagfirullah.”
7.      Heiho
      Kartono sangat gembira mengetahui dirinya mendapat surat agar ia melapor ke asrama Heiho. Ia  bahkan diberi surat penghargaan oleh atasannya. Namun saat ia memberitahu Miarti, istrinya, istrinya tidak senang. Akhirnya Kartono pun pergi meninggalkan Miarti, mengetahui Miarti tidak cinta lagi kepadanya. Telah 8 bulan ia meninggal di Birma. Sementara Miarti hamil empat bulan, anak dari suaminya yang kedua.
   Sesudah 17 Agustus 1945
1.      Kisah Sebuah Celana Pendek
      Kusno dibelikan ayahnya celana kepar 1001. Namun, kemalangan tetap saja menimpanya. Ia punya pekerjaan, namun hanya sebagai opas. Perang juga terus berlangsung. Kusno pun terus bertanya. Mengapa selalu ada peperangan.
2.      Surabaya
·         1
      Orang-orang mabuk kemenangan. Banyak bandit kini berkeliaran di kota, membawa revolver. Tanpa diduga sekutu mendarat kembali ! Tank-tank raksasa berkeliaran.  Perang terjadi lagi. Api menjilat gedung-gedung dan jiwa bangsa Indonesia.
·         2
      Jalan-jalan di luar kota penuh dengan pelarian, seorang perempuan tua menjadi gila, ia menanggalkan semua pakaiannya dan berlari kembali ke kota. Seorang pemuda yang menyamar menjadi laki-laki tua mati dibunuh. Saat di Krian, mereka semua menginap semalam. Seorang perempuan gila karena anaknya, dan pergi meninggalkan penginapan itu.
·         3
      Seorang wanita bernama Tuminah mendapat kamar berupa kandang anjing di rumah familinya. Sementara di kota, didirikan dua bedeng. Satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan. Lama kelamaan, bedeng perempuan kelebihan makanan dan cinta pengawal. Banyak laki-laki yang meratap karena hal ini.
·         4
      Di stasiun-stasiun, diadakan pemeriksaan. Saat tertangkap seorang mata-mata, ia segera dibunuh beramai-ramai
      Seorang gadis  yang dikira mata-mata, dipukuli dengan hebatnya. Beruntung para polisi segera menghentikan hal tersebut, dan menghukum yang bersalah.
            ·         5
      Orang-orang masih terus berperang. Dalam hati mereka terbersit pikiran bahwa mereka harus membunuh dan mengusir musuh yang telah menginjak-injak tanah air mereka. Saat puncak perjuangan, para pemimpin tentara berkumpul untuk memikirkan strategi yang akan digunakan. Hasil rapat adalah menggenangi Surabaya dengan air, dan semua opsir bersumpah untuk mati di medan pertempuran.
·         6
      Semua pelarian telah mendapat tempat masing-masing. Meskipun begitu, karena uang, banyak perempuan rela menjadi perempuan jahat. Meskipun begitu, ada juga orang yang masih menolong perempuan beragama. Mereka juga menawarkan rumah, tempat orang yang rela berkorban hanya dengan biaya unutk membantu memindahkan barang saja. “Dalam zaman revolusi ini, kita harus bersatu dan gotong royong!”
·         7
      Detik-detik penghabisan, orang-orang kembali teringat Tuhan. Pertempuran kali ini bandit yang menang. Pemuda-pemuda kini menjadi tawanan perang sekutu. Mereka diangkut dengan truk sekutu, dengan memancarkan baja kemerdekaan pada hati mereka.
·         8
      Enam bulan sudah, sejak pertempuran Surabaya dimulai. Semua harga naik. Hingga pembuatan lemper pun tidak bisa dilaksanakan.  Bung Tomo, Kepala Pemberontak pun berpidato.
·         9
                 Surabaya dikuasai oleh sekutu. Sekali-sekali terdengar suara meriam. Dalam suatu kesempatan, seoraang wakil tentara berbohong bahwa 95 % tentara menderita penyakit raja singa. Namun, setelah diselidiki, ternyata hal itu hanyalah bohong belaka.
3.      Jalan Lain ke Roma

      Open pada mulanya adalah seorang guru sekolah rakyat. Namun ia berhenti karena dikata ‘goblok’ oleh murid-muridnya. Karena  hal inilah pula, ia bercerai dengan istrinya.  Open kemudian menjadi seorang mualim. Ia mengajar agama di desanya. Di sana, ibunya menikahkannya dengan seorang gadis bernama Surtiah. Ia pun kemudian kembali ke kota dan menjadi pengarang di sana. Surtiah akhirnya kembali ke desa.Karena karya Open yang menyinggung pemerintahan, Open ditangkap dan dipenjarakan. Setelah keluar dari penjara, ia sadar bahwa ia dulu egois. Ia kemudian menulis surat pada orang tuanya dan Surtiah. Mereka kemudian datang. Surtiah gembira melihat perubahan pada suaminya.

0 komentar:

Posting Komentar