Dari
Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
Pengarang
: Idrus
Penerbit
: Balai Pustaka
Tahun
: 2010
Zaman
Jepang
1. Ave
Maria
Sebuah keluarga sedang bercengkrama di
beranda rumah, mengenangkan kejadian mereka berpisah dengan Zulbahri, seorang
laki-laki yang cukup aneh.
Saat pertama bertemu, keluarga tersebut
sedang duduk-duduk bersama, ketika datanglah seorang lelaki, yang tahu-tahu
memberi hormat lalu masuk dan mengambil majalah tua, dan mmeninggalkan sebuah
buku filsafat. Zulbahri datang setiap
hari,dan setiap ia datang keadaannya selalu lebih baik dari yang
kemarin-kemarin. Ia ternyata seorang pengarang, dan bukunya cukup banyak juga
yang diterbitkan.
Telah lama Zulbahri tidak datang, kurang
lebih seminggu lamanya. Saat Ibu bertanya mengapa Zulbahri telah lama tidak
berkunjung. Tanpa diduga, Zulbahri menuturkan kisah yang memilukan.Demikian
kisahnya.
Zulbahri telah menikah dengan Wartini
selama delappan bulan, meskipun belum ada tanda-tanda akan segera mempunyai
anak, namun mereka tetap saling mencintai. Karangan Zulbahri juga mulai
diperhatikan. Namun entah kenapa, dalam hati Zulbahri terbersit pikiran bahwa
tak lama lagi kebahagiaan ditukar dengan kesengsaraan.
Kesengsaraan mulai muncul saat Zulbahri
mendapat surat dari adiknya, Syamsu. Zulbahri pun membicarakan kecemasannya
dengan Wartini, namun Wartini meyakinkannya bahwa Wartini akan tetap mencintai
Zulbahri.
Syamsu pun datang. Meskipun perkataan dan
perilaku Syamsu tetap sopan, entah kenapa Zulbahri cemas. Suatu malam, saat ia
pura-pura tidur, terdengar suara alunan dan biola, memperdengarkan lagu Ave
Maria. Zulbahri mendengar hal ini, ia juga mendengar semua perasaan Wartini.
Akhirnya Zulbahri pun rela meninggalkan Wartini dengan Syamsu, agar mereka
dapat berbahagia.
Zulbahri kemudian masuk rumah sakit selama
tiga bulan. Ia kemudian kembali ke rumahnya untuk menengok sebentar, dan kedua
sejoli itu tampak bahagia, ditambah Wartini sedang hamil.
Dari situlah Zulbahri bertemu keluarga
tersebut, di mana ia meminjam majalah, yang menyadarkannya tentang keadaan
tanah air yang sebelumnya ia biarkan.
Selesai bercerita, Zulbahri memberikan kertas
yang berisi bahwa ia masuk ke barisan jibaku. Semua ini dilakukannya sebagai
penebusan atas keegoisannya selama ini.
2. Kejahatan
Membalas Dendam ( drama empat babak )
1) Babak
pertama
Di sebuah jalan di Jakarta, tampak dua
sejoli sedang bertemu. Mereka adalah Ishak, seorang pengarang, dan Satilawati,
seorang juru rawat. Ishak bertemu dengan Satilawati karena ia hendak pamit.
Karangannya yang berupa roman dikritik Pak Orok, hal ini menyebabkannya tidak
tahan lagi. Meskipun telah ditahan-tahan oleh Satilawati, bahkan kedua teman
Ishak, Asmadiputera dan Kartili, Ishak tetap pergi.
Dari Kartili, Satilawati diberitahu bahwa
keluarga Ishak mempunyai penyakit kejiwaan, dan kemungkinan Ishak juga. Namun
Satilawati tetap yakin bahwa Ishak akan kembali normal.
***
Sementara itu, Pak Orok, ayah Satilawati
berjumpa dengan bibinya, yang merupakan seorang dukun. Pak Orok hendak meminta
bibinya untuk ‘mengandaskan’ cinta anaknya kepada Ishak. Namun bibinya hanya
berkata hendak memikirkannya dahulu.
2) Babak
kedua
Satilawati kemudian bercakap-cakap dengan
bibi ayahnya, yang dipanggilnya nenek. Ia meminta tolong neneknya untuk
mengembalikan Ishak, karena neneknya seorang dukun yang masyhur. Setelah itu,
ia masuk ke rumah. Tak lama kemudian Kartili pun datang.
Kartili dan Satilawati kemudian
bercakap-cakap. Kartili mengatakan bahwa ia dan Asmadiputera telah setuju untuk
menemui Pak Orok. Setelah itu Asmadiputera datang. Karena harus bekerja
kembali, Satilawati kemudian meninggalkan mereka dengan ayahnya.
Asmadiputera terlibat dengan perdebatan
yang cukup sengit. Asmadiputera membela roman yang dikarang oleh Ishak sebagai
bentuk kesusastraan Indonesia baru. Setelah itu, Asmadiputera dan Kartili pamit
pergi.
Perdebatan yang baru saja terjadi membuat Pak
Orok termenung. Bibinya kemudian masuk. Pak Orok menagih janji bibinya untuk
memisahkan Ishak dengan Satilawati. Namun bibinya menolak. Dan bibinya pun
memilih kembali ke desa.
3) Babak
ketiga
Ishak ternyata menumpang di rumah neneknya
Satilawati. Di sana, ia mencoba memberi semangat kepada petani yang harus
menyerahkan hasil panennya ke pemerintah. Meskipun gagal karena orang desa itu
tidak bisa berbahasa Indonesia.
Rumah nenek kembali dikunjungi orang. Kali
ini Kartili. Ia mencoba meminta tolong nenek, meskipun ternyata terungkap bahwa
Kartili ternyata berbohong. Ia bahkan berusaha meracuni nenek! Beruntung
Satilawati dapat menggagalkan rencana tersebut. Hal berikutnya terungkap kalau
ternyata Kartili yang telah membuat Ishak sakit. Karena kejahatannya telah
terungkap, Kartili kemudian melarikan diri. Sementara nenek berusaha membujuk
Satilawati untuk kembali ke rumah ayahnya.
4) Babak
keempat
Akhirnya, para petani desa kembali
semangat bekerja berkat pidato Ishak. Ishak sendiri juga akhirnya menyadari
bahwaa semua hal yang terjadinya pada dirinya disebabkan karena Kartili
mencintai Satilawati. Ayah Satilawati kini memperbolehkan anaknya mencintai
Ishak. Asmadiputera kembali berteman dengan Ishak. Sementara Kartili? Kini ia
sendiri yang gila. Setiap malam tidur di beranda rumah nenek, kemudian pergi
begitu saja. Nenek sendiri membakar azimatnya, untuk menghilangkan ilmu
dukunnya.
Corat-Coret
di Bawah Tanah
1. Kota-Harmoni
Di dalam sebuah trem bercampurlah orang
dari berbagai bangsa, mulai dari Indonesia, Tionghoa, Belanda-Indo, hingga
Jepang ( kala itu disebut Nippon ). Banyak orang yang mengeluh mengenai
susahnya hidup di zaman sekarang, bila dibandingkan tahun 20-an. Orang-orang
Nippon tak punya sopan santun, seperti seorang yang langsung melompat naik dari
jendela. Orang Indonesia memarahinya, dan mereka bertengkar dengan sengit,
sampai seorang Kenpetai turun tangan dan memarahi orang Nippon itu. Orang
Indonesia itu bahagia bukan main.
2. Jawa
Baru
Di mana-mana,orang mengeluh akan sulitnya
hidup dan mahalnya harga barang. Orang
Nippon sama dengan Belanda, bedanya, orang Nippon menggunakan banyak kata-kata
manis. Semua orang akhirnya mati, mulai dari anak yang telanjang, para
perempuan jalang Belanda-Indo hingga anak berbaju, semuanya mati. Semua orang
bertanya kepada Tuhan, apakah Ia lupa memberi rejeki?
3. Pasar
Malam Zaman Jepang
Pasar malam selalu ramai, khususnya di
tempat penjualan karcis. Banyak orang berdesak-desakan. Seorang anak, Amin
namanya, mengejek kerumunan orang-orang itu. Di ruang rolet, mata mereka
terpaku pada orang Indonesia yang kurus kering. Saat kalah, namun tak ada uang
lagi di kantungnya, ia menjual satu per satu yang melekat pada dirinya. Ia pun
akhirnya melarikan diri. Beberapa hari kemudian, terdengar kabar orang bunuh
diri karena kalah rolet.
4. Sanyo
Kadir duduk di bawah radio umum sambil
berjualan kacang. Berulang kali ia mendengar kata itu. Sanyo. Saat tukang es
lilin datang, ia bertanya namun tukang itu juga tidak tahu. Lalu ketika ada
seorang tuan membeli kacangnya, Kadir bertanya apakah seorang sanyo itu tukang
catut. Kadir kemudian justru disuruh menghadap ke polisi.
5. Fujinkai
Nyonya Sastra menjadi
tuan rumah dalam pertemuan Fujinkai di kampung A. Ia membuka rapat dengan
banyak kata-kata, sehingga karena tak tahan akhirnya Nyonya Waluyo dan Nyonya
Salim pamit pulang. Saat anggota lainnya pamit hendak pulang, akhirnya Nyonya
Sastra memberikan intinya. Iapun akhirnya menjelaskan bahwa semua yang
dikatakannya merupakan titipan dari atas.
6. Oh
... Oh ... Oh!
Banyak kelakuan ketidakadilan yang terjadi
di stasiun tersebut.Seorang Indonesia yang telah antri lebih lama dilayani
setelah orang yang baru saja antri. Seorang Tionghoa, yang hanya karena
mendapat kartu pas dari sikuco, diperbolehkan menerobos antrian. Saat di
kereta, Kondektur menerima uang suap, perampasan beras seorang wanita, dan
kematian seorang anak. Orang Arab yang melihat ini hanya bisa berkata ,”Astagfirullah.”
7. Heiho
Kartono sangat gembira
mengetahui dirinya mendapat surat agar ia melapor ke asrama Heiho. Ia bahkan diberi surat penghargaan oleh
atasannya. Namun saat ia memberitahu Miarti, istrinya, istrinya tidak senang.
Akhirnya Kartono pun pergi meninggalkan Miarti, mengetahui Miarti tidak cinta
lagi kepadanya. Telah 8 bulan ia meninggal di Birma. Sementara Miarti hamil
empat bulan, anak dari suaminya yang kedua.
Sesudah
17 Agustus 1945
1. Kisah
Sebuah Celana Pendek
Kusno dibelikan ayahnya celana kepar
1001. Namun, kemalangan tetap saja menimpanya. Ia punya pekerjaan, namun
hanya sebagai opas. Perang juga terus berlangsung. Kusno pun terus bertanya.
Mengapa selalu ada peperangan.
2. Surabaya
·
1
Orang-orang mabuk kemenangan. Banyak
bandit kini berkeliaran di kota, membawa revolver. Tanpa diduga sekutu mendarat
kembali ! Tank-tank raksasa berkeliaran.
Perang terjadi lagi. Api menjilat gedung-gedung dan jiwa bangsa
Indonesia.
·
2
Jalan-jalan di luar kota penuh dengan
pelarian, seorang perempuan tua menjadi gila, ia menanggalkan semua pakaiannya
dan berlari kembali ke kota. Seorang pemuda yang menyamar menjadi laki-laki tua
mati dibunuh. Saat di Krian, mereka semua menginap semalam. Seorang perempuan
gila karena anaknya, dan pergi meninggalkan penginapan itu.
·
3
Seorang wanita bernama Tuminah mendapat
kamar berupa kandang anjing di rumah familinya. Sementara di kota, didirikan
dua bedeng. Satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan. Lama kelamaan,
bedeng perempuan kelebihan makanan dan cinta pengawal. Banyak laki-laki yang
meratap karena hal ini.
·
4
Di stasiun-stasiun, diadakan pemeriksaan.
Saat tertangkap seorang mata-mata, ia segera dibunuh beramai-ramai
Seorang gadis yang dikira mata-mata, dipukuli dengan
hebatnya. Beruntung para polisi segera menghentikan hal tersebut, dan menghukum
yang bersalah.
·
5
Orang-orang masih terus berperang. Dalam
hati mereka terbersit pikiran bahwa mereka harus membunuh dan mengusir musuh
yang telah menginjak-injak tanah air mereka. Saat puncak perjuangan, para
pemimpin tentara berkumpul untuk memikirkan strategi yang akan digunakan. Hasil
rapat adalah menggenangi Surabaya dengan air, dan semua opsir bersumpah untuk
mati di medan pertempuran.
·
6
Semua pelarian telah mendapat tempat
masing-masing. Meskipun begitu, karena uang, banyak perempuan rela menjadi
perempuan jahat. Meskipun begitu, ada juga orang yang masih menolong perempuan
beragama. Mereka juga menawarkan rumah, tempat orang yang rela berkorban hanya
dengan biaya unutk membantu memindahkan barang saja. “Dalam zaman revolusi ini,
kita harus bersatu dan gotong royong!”
·
7
Detik-detik penghabisan, orang-orang
kembali teringat Tuhan. Pertempuran kali ini bandit yang menang. Pemuda-pemuda
kini menjadi tawanan perang sekutu. Mereka diangkut dengan truk sekutu, dengan
memancarkan baja kemerdekaan pada hati mereka.
·
8
Enam bulan sudah, sejak pertempuran
Surabaya dimulai. Semua harga naik. Hingga pembuatan lemper pun tidak bisa
dilaksanakan. Bung Tomo, Kepala
Pemberontak pun berpidato.
·
9
Surabaya dikuasai oleh sekutu.
Sekali-sekali terdengar suara meriam. Dalam suatu kesempatan, seoraang wakil
tentara berbohong bahwa 95 % tentara menderita penyakit raja singa. Namun,
setelah diselidiki, ternyata hal itu hanyalah bohong belaka.
3. Jalan
Lain ke Roma
Open pada mulanya adalah seorang guru
sekolah rakyat. Namun ia berhenti karena dikata ‘goblok’ oleh murid-muridnya.
Karena hal inilah pula, ia bercerai
dengan istrinya. Open kemudian menjadi
seorang mualim. Ia mengajar agama di desanya. Di sana, ibunya menikahkannya
dengan seorang gadis bernama Surtiah. Ia pun kemudian kembali ke kota dan
menjadi pengarang di sana. Surtiah akhirnya kembali ke desa.Karena karya Open
yang menyinggung pemerintahan, Open ditangkap dan dipenjarakan. Setelah keluar
dari penjara, ia sadar bahwa ia dulu egois. Ia kemudian menulis surat pada
orang tuanya dan Surtiah. Mereka kemudian datang. Surtiah gembira melihat
perubahan pada suaminya.
0 komentar:
Posting Komentar